Bangladesh meminta diplomat asing untuk tak membuat pernyataan

Menteri Luar Negeri Bangladesh Hasan Mahmoud mengatakan pada hari Rabu bahwa kementerian telah berkomunikasi secara resmi dengan diplomat asing, mendesak mereka untuk tidak membuat “pernyataan publik apa pun” tentang protes mahasiswa di negara tersebut.

Negara Asia Selatan tersebut telah diguncang oleh protes keras oleh mahasiswa yang menuntut reformasi dalam kuota pekerjaan pemerintah.

Setelah lima hari kerusuhan yang menewaskan lebih dari 150 orang, Mahkamah Agung Bangladesh memerintahkan sistem kuota dikurangi dari 57 persen menjadi 7 persen.

Baca Juga : Pakar Pakistan sebut SCO

Dengan meningkatnya protes dan kekerasan, pemerintah telah memberlakukan jam malam dan pemadaman internet total sejak Jumat.

Menteri Luar Negeri Mahmoud sebelumnya mengaitkan pemadaman internet dengan “orang-orang nakal” yang telah merusak jaringan pita lebar di beberapa lokasi, yang menyebabkan penyebaran informasi yang salah.

“Beberapa misi asing telah menyatakan kekhawatiran tentang situasi saat ini, yang tampaknya dipicu oleh informasi yang salah. Mereka juga tidak memahami skala vandalisme berkedok protes dalam beberapa hari terakhir,” kata Mahmoud kepada media.

Mahmud berencana untuk melakukan kunjungan ke sejumlah misi asing untuk menunjukkan “kebenaran” dan menjelaskan “tingkat kerusakan,” imbuhnya.

Sebelumnya pada hari itu, Mahmud mengunjungi sejumlah fasilitas pemerintah di Dhaka yang rusak akibat kerusuhan minggu lalu bersama 49 misi asing dan 23 duta besar di Bangladesh.

“Pada konferensi pers yang diadakan di Padma State Guest House di ibu kota,” kata Mahmud kepada wartawan, “para diplomat asing menyatakan dukungan mereka, dan mengakui bahwa ini adalah kasus internal Bangladesh.”

Ketika ditanya oleh para diplomat tentang korban jiwa selama upaya pemberlakuan kuota, Mahmud berkata, “Ada minat yang luas terhadap informasi ini. Kementerian Dalam Negeri saat ini sedang mengumpulkan rincian yang diperlukan.” Ia juga menanggapi kekhawatiran tentang rumor yang beredar di luar negeri, dengan mengatakan, “Narasi palsu disebarkan terhadap negara kita di berbagai bagian negara ini.” “Kami memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa koalisi anti-kemerdekaan BNP-Jamaat (partai oposisi), dengan perlindungan diaspora Pakistan, berada di balik upaya ini,” tambahnya.